Blogroll

Kita sering mendengar ungkapan yang menyatakan bahwa Anak-anak adalah masa depan Bangsa. Artinya adalah, dalam keadaan normal sekali pun, anak-anak tidak bisa kita biarkan dan kita lepaskan menjadi urusan domestik keluarga. tapi, dalam perlakuan dan tindakan hidup kita sehari-hari, kita tidak pernah memperlakukan anak-anak sebagaimana mestinya memperlakukan masa depan Bangsa dan Negara. Dalam keadaan normal, ketika seorang anak mulai mencoba-coba memakai Narkoba atau lem cap Kambing dan kita tidak melakukan apa-apa karena menganggap bahwa apa yang dilakukan oleh anak tersebut bukanlah urusan kita, maka kita sudah berperan dalam menciptakan lingkungan yang tidak kondusif untuk anak-anak, artinya bukan tidak mungkin bahwa suatu saat nanti anak-anak kita akan melakukan hal yang sama karena pembiaran-pembiaran dari lingkungan (menganggap tindakan anak tersebut adalah urusan orang tuanya belaka) akan menciptakan lingkungan yang tidak sehat bagi pertumbuhan anak.

Bila dalam keadaan Normal saja urusan anak-anak tidak bisa dianggap sebagai urusan domestik keluarga, apalagi dalam keadaan darurat bencana? di posko yang kita kunjungi ini ada semacam kesalahan berpikir dari oknum pengurus posko, ketika pemberian materi tentang kesiapan menghadapi bencana (tentang tas siaga) yang kita kemas dalam perlombaan dan permainan break the code (competition for disarter education), salah seorang pengurus posko memarahi anak-anak dan menyuruh mereka memungut sampah dan mengatakan bahwa apa yang anak-anak lakukan dengan relawan Save Our Sinabung adalah hal yang tidak berguna. Teman-teman relawan sempat terbakar emosinya dan bersiap untuk menyerang balik, tapi setelah ketua SOS memberikan komando untuk tetap tenang dan tidak terpancing suasana kembali terkendali. Pertanyaannya, apakah mungkin mereka yang merasa dirinya penting itu mampu menangani trauma pada anak pasca bencana bila anak-anak itu masih sering diperlakukan dengan tidak semestinya dan sering mendapat kekerasan Verbal?

Banyak catatan negatif yang saya temukan di sini, tetapi bukan untuk menghakimi, melainkan untuk membuka pemahaman kita bahwa masalah trauma pada anak tidak serta merta selesai dengan berakhirnya bencana atau sekedar menjauhkan mereka dari daerah bencana. mereka terlalu lama dibiarkan mempunyai waktu untuk menginternalisasi pengalaman traumatisnya dalam kehidupan mereka sehari-hari, jika ini dibiarkan dan tidak diputus, kemungkinan besar anak-anak ini akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, antisosial, inproduktif dan mempunyai kecenderungan destruktif.


kami masih sangat mengharapkan bantuan dari sahabat-sahabat SOS di manapun berada untuk membawa teman-teman kecil kita ini keluar dari pengalaman traumatisnya. silahkan salurkan donasi sahabat semua melalui bank BNI cab. Kabanjahe, atas nama Lembaga Savbe Our Sinabung, no rek: 0334688622, sedikita dari kita sangat berarti buat mereka.